Selasa, 17 Desember 2019

Penyakit Gigi Dan Mulu (PKG)

Menganalisa Cara menggosok gigi yang baik dan benar pada anak dengan Menggunakan Video MOGIGU (menggosok gigi asyik dengan lagu) 


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Gigi adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat masih sangat perlu diperhatikan, penyakit gigi dan mulut di Indonesia masih berada pada posisi sepuluh besar penyakit terbanyak yang terbesar diberbagai wilayah (Mikail,B., & Candra 2011).
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 masalah kesehatan gigi dan mulut tergolong tinggi, bahwa sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir. Angka prevelensi tertinggi terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut terdapat di provinsi Kalimantan Selatan 36,1%, peringkat ke-2 Sulawesi Tengah 35,6%, dan diikuti provinsi Sulawesi Selatan 32,6% peringkat ke-3 dengan masalah kesehatan gigi dan mulut. Pada Provinsi Sulawesi Selatan Sekitar 22% anak usia 5-9 tahun dan 21% anak usia 10-14 tahun bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya, dan masing-masing sekitar 31%, hanya 27% yang mendapatkan perawatan (Riskesdas, 2013).
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan .untuk menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 1994).
Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun perawat gigi. Hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit terbanyak yang tersebar diberbagai wilayah. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga dan karies gigi, penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan mulut (Depkes RI, 2004).
Data yang dirilis Departemen Kesehatan (Depkes) dari Riskesdas 2007 menunjukkan, karies gigi secara nasional adalah 4,85. Sebanyak 72,1% penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies dan 23,4% penduduk indonesia mengeluhkan adanya masalah gigi dan mulutnya dan hanya 29,6% yang mencari pertolongan dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. Untuk umur 5-14 tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut mencapai 42,2% dan sebanyak 57,5% yang menerima perawatan atau pengobatan gigi dari tenaga kesehatan gigi.Penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas telah melakukan sikat gigi setiap hari 91,1%, namun hanya 7,3% telah menggosok gigi dua kali di waktu yang benar, yaitu pagi hari dan malam sebelum tidur.
Menyikat gigi harus dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau sisa makanan benar-benar dapat dihilangkan dari permukaan gigi. Debris ini jika tidak dibersihkan akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain karang gigi, gigi berlubang, bau mulut dan sebagainya. Cara menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguhsungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan sebelum tidur malam (Ircham, 2005)
Praktek kebersihan mulut oleh individu merupakan tindakan pencegahan yang paling utama dianjurkan, juga berarti individu tadi telah melakukan  tindakan  pencegahan  yang sesungguhnya, praktek kebersihan mulut ini dapat dilakukan individu dengan cara menggosok gigi. Menggosok gigi berfungsi untuk menghilangkan dan mengganggu pembentukan plak dan debris, membersihkan sisa makanan yang menempel pada gigi, menstimulasi jaringan gigiva, menghilangkan bau mulut yang tidak diinginkan.(Depkes RI, 2004)
Perilaku menggosok gigi pada anak harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa. Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan menggosok gigi juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode menggosok gigi, serta frekuensi dan waktu menggosok gigi yang tepat.(Houwink, 1994).
Kegiatan kesehatan gigi anak usia sekolah dilaksanakan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang salah satu kegiatan UKGS lebih menekankan pada aspek pelayanan kesehatan siswa yaitu melakukan upaya pencegahan penyakit gigi yang terjadi pada anak sekolah (SD/MI), dan juga aspek pendidikan pada siswa agar siswa dapat membiasakan pelihara diri kesehatan gigi sejak dini salah satunya melalui kebiasaan menggosok gigi yang benar. (Ircham, 1993).
Cakupan pelayanan kesehatan gigi sekolah dasar diharapkan 100%  sekolah dasar binaan melakukan UKGS dengan memasukan kurikulum pendidikan kesehatan oleh guru UKS/UKGS. Target cakupan pelayanan kesehatan gigi pada siswa sekolah dasar melalui UKGS dapat dicapai dengan melalui pembinaan petugas dalam bidang kesehatan gigi dan mulut ke sekolah dasar dilakukan minimal 2 kali pertahun per sekolah dasar dari jumlasekolah dasar melakukan UKGS, dengan tujuan terciptanya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar secara optimal, siswa mempunyai terhadap kesehatan gigi dan mulut. (Dinkes Propinsi Lampung, 2010).
Sejak dini siswa sekolah dasar perlu dididik untuk dapat memelihara kesehatan giginya. Siswa kelas V dan VI berusia antara 10 12 tahun. Pada usia 10 - 12 tahun anak memasuki awal dari fase gigi geligi tetap, meskipun masih berlangsung pergantian dari gigi sulung ke gigi permanen namun sudah banyak gigi permanen yang tumbuh. Pada usia tersebut sudah dapat menangkap suatu pengertian dan dapat menjelaskan tentang sesuatu secara realitis. Selain itu pada masa usia 10-12 tahun sudah dapat diberi tanggungjawab terhadap tindakan menggosok gigi. Pada usia 10-12 tahun sudah mampu melakukan menggosok gigi secara sistematis bila dibandingkan dengan kelompok usia dibawahnya. Untuk itu kesehatan gigi dari awal perlu dijaga agar anak mempunyai gigi permanen yang baik.(Suwelo, IS, 1992)
A.      TUJUAN
·         Mengajarkan cara menggosok gigi dengan baik dan benar serta waktu yang tepat umtuk menggosok gigi melalui lagu mogigu dan iharapkan anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
·         Melihat perkembangan pengetahuan dan tindakan tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar
·         Mengetahui perubahan perilaku anak sebelum dan setelah melihat video mogigu tersebut.

B.       RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana pendapat anak terhadap lagu tersebut?
b.      Jelaskan anak untuk menggosok gigi sesuai instruksi yang ada dilagu tersebut?
c.       Bagaimana kesimpulan hasil yang didapat menurut teori roggers?
d.      Jelaskan aspek (kognitif, psikomotorik,bahasa) dalam kegiatan tersebut?
Jelaskan dalam pembahasan dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan media audiovisual tersebut ( oral health promotion based on audio visual)? 
BAB II
PEMBAHASAN

1.        Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu (berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu : Perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
2.        Media Visual
Sunday Taiwo (2009:62). Media used to supplement the teacher byenhancing his effectiveness in the classroom and media used to substitute the teacher through instructional media system (Media yang digunakan untuk melengkapi guru dengan meningkatkan keefektifitasannya dalam kelas dan media yang digunakan untuk menggantikan guru melalui sistem media pembelajaran).
Secara lebih khusus Briggs dalam Trini Prastati (2005:4) mengatakan bahwa media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta    didi denga pendidi dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Briggs dalam Akhmad Sudrajat (2011:12), media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film,  video dan sebagainya.
Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran Kemp dan  Dayton  dalam  Sigit Prasetyo(2007:7) mengemukakan manfaat penggunaan media dalam pembelajaran adalah:
1)   Penyampaian materi dapat diseragamkan;
2)   Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik;
3)  Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif;
4)   Efisiensi waktu dan tenaga;
5 Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa;
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja;
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar;
8)   Mengubah  peran  guru  kearah  yang lebih positif dan produktif.
“Media audio-visual adalah media kombinasi antara  audio dan visual yang diciptakan sendiri seperti slide yang dikombinasikan dengan kaset audio(Wingkel 2009:321).
Menurut Wina Sanjaya (2010:172) Media audio-visuala dalah media yang mempunyai  unsur suara dan unsure gambar yang bias dilihat misalnya rekaman video, slide, suara, dan sebaian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media audio-visual adalah media kombinasi antara audio dan visual yang dikombinasikan dengan kaset audio yang mempunyai unsure suara dan gambar yang biasa dilihat, misalnya rekaman video, slide suara dan sebagainya.

1.      PENDAPAT ANAK TERHADAP LAGU MOGIGU
Jawaban anak tersebut setelah melihat video yang saya putarkan tentang lagu mogigo (menggosok gigi asyik dengan lagu) adalah baik.
Gambaran yang saya dapatkan setelah anak melihat video mogigu yaitu :
·         Memperhatikan video mogigu tersebut.
·         Menyukai video mogigu tersebut.
·         Bernyanyi mengikuti video mogigu tersebut.
·         Sangat senang melihat video mogigu tersebut



2.       ANALISA MENYIKAT GIGI BERDASARKAN LAGU MOGIGU
Dari lagu MOGIGU dapat di analisa bahwa menyikat gigi yang baik itu 2 kali sehari yaitu pada saat pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan durasi menyikat gigi selama 3 menit dan tak lupa pula menambahkan pentingnya menggosok lidah. Keterampilan merupakan seperangkat system, suatu metode dan suatu teknik yang baik, untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang akan disampaikan secara tangkas, efektif, serta efisien. Keterampilan juga merupakan suatu keahlian yang di dapat oleh individu melalui suatu proses seperti latihan yang kontinyu serta mencakup beberapa aspek yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor.
A.      Kesimpulan Hasil Yang Didapat Menurut Teori Roggers
Rogers menyatakan bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi 5 tahap :
1.    Kesadaran (Awareness)
Sasaran memperlihatkan video MOGIGU (menggosok gigi asyik dengan lagu) cara menggosok gigi yang baik dan benar.
2.    Ketertarikan (Interest)
Setelah sasaran melihat video tersebut, sasaran mulai tahu cara menyikat gigi yang baik dan benar dan dia mulai tertarik .
3.    Evaluasi (Evaluation)
Sasaran akan berpikir apakah itu baik atau tidak untuk dirinya.
4.    Mencoba (Trial)
setelah dia menganggap video itu baik bagi dirinya dia mulai mencoba.
5.    Adopsi (Adoption)
Setelah dia mencoba,sasaran tersebut mulai menerima dan menjadikannya perilaku baru sehingga mulai menerapkan cara menggosok gigi yang baik dan benar setiap hari. Dan ingin menerapkannya pada keluarga yaitu anak dan suaminya.

B.       Aspek (Kognitif, Psikomotorik,Bahasa) Dalam Kegiatan Tersebut

Aspek
Jenis kegiatan
Kognitif
Dengan memperlihatkan video cara menggosok gigi yang baik dan benar  yaitu MOGIGU (menggosok gigi asyik dengan lagu).
Psikomotorik
Sasaran melakukan simulasi cara menggosok gigi.
Bahasa
Menggunakan kalimat sederhana dengan menyebutkan secara berulang dan mempraktikkan cara menggosok gigi sesuai dengan video mogigu
  
A.    Evaluasi akhir selama 7 hari

Pembahasan Dari Hasil Yang Diperoleh Dengan Menggunakan Media Audiovisual Tersebut ( Oral Health Promotion Based On Audio Visual)
WAKTU
DURASI MENGGOSOK GIGI
KETERANGAN
PAGI
MALAM
2 MENIT
< 2 MENIT
> 2 MENIT
ü   

27-09-2019



28-09-2019


ü   

29-09-2019



30-09-2019


ü   

01-10-2019



02-10-2019


ü   
ü   
ü   



03-10-2019



Dari data diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa si ibu benar-benar tidak memperhatikan kesehatan gigi dan mulut pada anak karena si ibu tidak pernah mengajarkan ,mengingatkan anak untuk menggosok giginya secara teratu dilihat pada hari pertama ketika penyluh telah melakukan penyuluhan dengan memperlihatkan  video MOGIGU pada anak dan penyuluh telah memberikan penyuluhan tentang sikat gigi secara teratur dan cara menyikat gigi, anak masih saja tidak menggosok giginya secara teratur dapat dilihat pada hari pertama di malam hari. Setelah beberapa kali penyuluh memperlihatkan video tersebut, ibu mulai paham dan tahu cara menyikat gigi yang baik dan benar,dia mulai tertarik dan mau mencobanya seperti di video tersebut. Dari tabel di atas, ternyata terdapat perubahan perilaku pada si ibu tersebut. Namun perubahan tersebut tidak begitu cepat terjadi. Hari pertama dan hari kedua belum ada perubahan perilaku, masih terdapat kesalahan dan waktunya tidak maksimal seharusnya waktu menyikat gigi itu 2 menit. Dan ibu menggunakan waktu menggosok gigi di hari pertama dan kedua < 2 menit dan > 2 menit dan tidak emnggosok gigi pada malam hari.

  
BAB III
Kesimpulan  Dan Saran

A.  Keseimpulan
Dalam pendidikan kesehatan gigi metode yang paling sering digunakan saat ini adalah audiovisual dikarenakan perkembangan teknologi saat ini lebih maksimal memudahkan dan metode ini juga sangat efektif untuk diberikan ke anak-anak karena dengan metode ini anak lebih tertarik dan lebih fokus, sehingga pendidikan kesehatan gigi tersebut berjalan efektif dan orang tua juga dapat memperlihatkan anak cara menggosok gigi yang baik dan benar dengan menggunakan video Mogigu.

B.  Saran
Diharapkan kepada pihak yang terkait dalam hal ini peran orang tua agar  lebih memperhatikan kesehatan gigi anak sehingga terciptanya peningkatan derajat kesehatan gigi yang lebih baik lagi. 


DAFTAR PUSTAKA

Depkes  RI.,1994. Modul Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Di Rumah Sakit Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Upaya Kesehatan gigi Masyarakat. Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Jakarta.

Hawadi,   2006.   Stimulasi  perkembangan   anak.   PT  Gramedia   Widiasarana Indonesia
: Jakarta

Houwink. B.et al. 1994. Ilmu Kedokteran gigi pencegahan. Terjemahan sutatmi. Indirawati Tjahya N, Sintawati, F.X, Yovita, Tince.

Ircham. Ediati S, Sidarto. 1993. Penyakitpenyakit Gigi dan Mulut Pencegahan dan Perawatannya. Liberty. Yogyakarta.
Riset Kesehatan Dasar, Kesehatan Gigi dan Mulut, 2013

Depkes, RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Pinkam JR, et al. Pediatric Dentistry: Infancy through Adolescence, 5e (PEDIATRIC DENTISTRY) 5th Edition. 2013, hal 41

Laporan Hasil Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Perhubungan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2013, hal 128.

Riskesdas. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Suwelo, IS. 1992. Karies Gigi pada Anak Dengan Berbagai Faktor Etiologi. Penerbit ECG. Jakarta.

Sunday Taiwo, 2009. Teachers perception of the role media in classroom teaching in secondary schools. The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET January 2009 ISSN: 1303 6521 volume 8 Issue 1 Article 8.

Wina, Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERBAIKAN PELAYANAN BPJS

sumber gambar KOMPAS.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kerap menuai kritikan dari berbagai pihak terkait...