sumber gambar:https://www.google.com/search?q=tersedak
1. Apa yang dimaksud
dengan tersedak ?
2. Jelaskan proses terjadinya
tersedak!
3. Jelaskan bagaimana cara
menanganinya! Bedakan antara anak- anak dan dewasa.
4. Bagaimana mekanisme kerja
defibrillator saat henti jantung?
5. Bagaimana mekanisme kerja
RJP/CPR saat henti jantung?
6. Apakah prsamaan dan perbedaan
keduanya?
1. Yang
dimaksud dengan tersedak
adalah
tersumbatnya trakea seseorang oleh benda
asing, muntah, darah,
atau cairan lain batuk kejang tertahan/seperti tercekik, yang disebabkan
masuknya benda padat atau cairan ke pita suara atau ke dalam saluran napas.
2 2 . Proses terjadinya tersedak yaitu tersedak
dapat terjadi ketika makanan
menuju jalan yang salah dan tenggorokan berusaha mengeluarkannya. Pada saat
makanan, katup tenggorokan (epiglotis) akan menutup bagian atas tenggorokan,
akibatnya makanan meluncur ketenggorokan. Jika pada saat menelan, kita menarik
napas, katup tenggorokan akan terbuka, makanan dapat masuk kedalam tenggorokan,
akibatnya kita merasa tercekik dan pada akhirnya akan tersedak.
3. Cara penanganan tersedak pada
anak-anak dan orang dewasa yaitu:
Penanganan
tersedak pada Anak-anak
Penanganan tersedak
pada bayi atau anak-anak (kurang
dari 7 tahun) dapat dimulai dengan:
1)
Menaruh pasien tengkurap di atas pangkuan
dengan meletakkan kepalanya lebih rendah.
2)
Tahan kepala bayi (di bagian pipi kiri dan
kanan) guna membuka saluran pernapasannya.
3)
Tepuk dengan lembut di bagian antara tulang
belikatnya.
4)
Pastikan kondisinya, kemudian lihat apakah
benda yang menyumbat sudah keluar.
5)
Segera berikan pertolongan dengan menghubungi
tenaga medis (karena bayi dan anak-anak lebih rentan untuk terjadi komplikasi).
Penanganan Tersedak Untuk orang dewasa
Penanganan tersebut
diatas adalah dilakukan
pada anak-anak.
Sementara untuk Tersedak yang terjadi
pada orang yang dewasa biasanya disebabkan karean terlalu cepat menelan makanan
atau berbicara sambil mengunyah makanan. Jika ditemukan orang dewasa yang
mengalami kondisi ini, perlu kita lakukan adalah sebagai berikut:
1)
Memintanya batuk terus-menerus untuk mengeluarkan sesuatu yang menghambat
saluran pernapasannya. Penderita bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan, hanya
saja kita wajib berada di dekat penderita tersebut dan membawakan segelas air
putih.
2)
Segera berikan minum saat benda yang menghalangi saluran napas
mampu dikeluarkan.
3)
Jika kondisi semakin parah karena batuk tidak dapat mengeluarkan
benda yang menyumbat saluran napas korban maka yang harus dilakukan selanjutnya
adalah berdiri di belakang penderita tersebut. Kemudian tahan dada pasien
dengan menggunakan satu tangan sambil mencondongkan tubuhnya ke depan.
4)
Mencondongkan badan pasien ke depan berfungsi untuk mencegah
sesuatu masuk terlalu dalam dan berharap bisa keluar melalui mulut.
5) Kemudian berikan
pukulan sedang menggunakan tumit tangan anda pada bagian punggung pasien (tepatnya
diantara dua tulang belikat), tetap pantau kondisi pasien dan tanyakan
bagaimana pernapasannya sekarang.
6) Jika masih tersumbat
maka cara lain adalah dengan berdiri di belakang pasien (cara ini disebut
dengan Heimlich). Letakkan lengan
anda pada pinggang pasien (memeluk), dan satu kepalan tangan berada di atas
pusar. Doronglah kepalan tangan ke atas dan ke dalam dengan sentakkan tangan
beberapa kali. Teknik heimlich ini
bisa menimbulkan luka cukup serius pada perut pasien. Jadi, setelah dilakukan
diharapkan pasien segera memeriksakan diri ke dokter.
7)
Apabila teknik heimlich
tidak berhasil juga, maka pasien harus menjalani resusitasi jantung dan
paru-paru (menekan dada) cara ini biasanya dilakukan oleh tim medis yang sudah
ahli. Oleh sebab itu disarankan jika sudah pada tahap heimlich, maka segera hubungi bantuan medis untuk menanggulangi
masalah tersebut.
Penanganan tersedak pada
Anak-anak
Penanganan
tersebut diatas hanya boleh dilakukan pada orang dewasa. Sementara untuk bayi
atau anak-anak, lain lagi bentuk pertolongannya. Pada bayi atau anak-anak
(kurang dari 7 tahun) dapat dimulai dengan:
1)
Menaruh pasien tengkurap di atas pangkuan
dengan meletakkan kepalanya lebih rendah.
2)
Tahan kepala bayi (di bagian pipi kiri dan
kanan) guna membuka saluran pernapasannya.
3)
Tepuk dengan lembut di bagian antara tulang
belikatnya.
4)
Pastikan kondisinya, kemudian lihat apakah
benda yang menyumbat sudah keluar.
5)
Segera berikan pertolongan dengan menghubungi
tenaga medis (karena bayi dan anak-anak lebih rentan untuk terjadi komplikasi).
4. Mekanisme
kerja defibrilator saat henti jantung yaitu Defibrilator bekerja
dengan memberikan stimulus listrik dalam satuan joule yang dihasilkan mesin defibrilator yang dilengkapi dengan
baterai. Energi tersebut disalurkan melalui elektroda paddle (berbentuk seperti setrika) ditempelkan di dada pasien.
Kondisi ritme jantung yang kacau/terjadi henti
jantung, dikejutkan melalui stimulus energi listrik dengan ukuran tertentu. Hal
ini yang memungkinkan dan membuat jantung kembali pada sinulus normal.
Berikut langkah
penggunaan defibrilator;
1)
Pasang
paddle pada dada pasien, biasanya
dilengkapi dengan petunjuk gambar
2)
Perintah
untuk berdiri menjauh, siapapun jangan sampai ada kontak fisik dengan pasien
3)
Tekan
tombol ‘shock’
4)
Periksa
denyut nadi pasien
5)
Jika
tidak ada detak jantung, lakukan CPR
5. Mekanisme
kerja RJP/CPR saat henti jantunung pada
manusia dewasa resusitasi jantung paru dikenal 2 rasio, yaitu rasio 15 kali
kompresi dada berbanding 2 kali tiupan bantuan nafas (15:2) apabila
dilaksanakan oleh satu penolong, serta rasio 5:1 per siklus apabila dilaksanakan
oleh 2 orang penolong.
Resusitasi jantung paru
dengan satu orang penolong :
1)
Tiupkan
bantuan nafas awal 2 (dua) kali.
2) Jika
penderita bernafas dan nadi berdenyut maka posisikan penderita pada posisi
pemulihan.
3) Apabila
masih belum terdapat nafas dan nadi, maka lakukan pijatan jantung luar sebanyak
15 kali dengan kecepatan pijatan 80-100 kali per menit.
4)
Berikan
bantuan nafas lagi sebanyak 2 (dua) kali.
5)
Lakukan
terus 15 kali pijatan jantung luar dan 2 kali bantuan nafas sampai 4 siklus.
6)
Periksa
kembali nadi dan nafas penderita, apabila terdapat nadi namun belum terdapat
nafas maka teruskan bantuan nafas 10-12 kali per menit.
Resusitasi
jantung paru 2 (dua) orang penolong :
1)
Posisi
penolong saling berseberangan.
2)
Lakukan
bantuan nafas awal sebanyak 2 (dua) kali.
3)
Lakukan
pijatan jantung luar sebanyak 5 (lima) kali dengan kecepatan pijatan 80-100
kali per menit.
4)
Berikan
nafas bantuan sebanyak 1 (satu) kali.
5)
Lakukan
5 pijatan jantung luar dan 1 nafas bantuan sampai 12 siklus
6)
Periksa
kembali nadi dan nafas penderita, apabila terdapat nadi namun belum terdapat
nafas maka teruskan bantuan nafas 10-12 kali per menit.
6. Persamaan
dan Perbedaan antara Defibrilator dengan RJP/CPR yaitu :
Persamaan : Defibrilator maupun teknik
RJP/CPR sama-sama
dilakukan sebagai pertolongan pertama pada korban/pasien henti jantung dengan
memacu detak jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar